Keluhan Untuk Kota Depok

Sebagai seorang masyarakat awam yang memiliki keterbatasan pengetahuan dan wawasan, saya ingin beberapa saran dan keluhan terhadap aparatur pemerintah yang ada di jajaran Kota Depok: Pertama, terkait dengan PEMILUKADA. Saya tercatat sebagai penduduk kota Depok-Jawa Barat, baik di KTP maupun di KK. Akan tetapi herannya saya dan keluarga yang juga berdomisili di Depok tidak tercatat dalam DPT PEMILUKADA Kota Depok, baik pada tahun pertama maupun pada tahun kedua PEMILUKADA dilaksanakan di Depok. Padahal dalam PEMILU Presiden dan DPR/DPRD/DPD saya dan keluarga tercatat dan ikut serta dalam PEMILU tersebut. Apakah karena saya bukan merupakan kantong suara yang potensial terhadap salah satu calon kandidat yang memenangi PEMILUKADA sehingga nama saya dan keluarga tidak tercatat dalam DPT? Mohon kepada pihak terkait menanggapi hal ini karena menurut saya ini merupakan salah satu penghambat demokrasi di Kota Depok. Kedua, mengenai ketertiban pengendara motor.Pada area jalan persis di belakang Hotel Bumi Wiyata yang kondisinya kini sudah bagus, sering dijadikan ajang track-trackan (kebut-kebutan) bagi pengendara sepeda motor, biasanya sekitar pukul 17.00 hingga menjelang magrib dan dilakukan pada hari Sabtu atau Minggu, bahkan pernah hari kerja juga dilakukan. Hal ini sangatlah menganggu warga sekitar, karena bunyi bising dari knalpot. Warga sering memperingatkan namun selalu saja tetap diulangi pada lain waktu. Atas ketidaknyaman tersebut saya pernah mengirimkan keluhan ini kepada aparat kepolisian di sektor Beji, namun hasilnya masih tetap sama yaitu masih saja kegiatan kebut-kebutan tersebut dilakukan. Oleh karena itu kami mohon kepada pihak terkait menanggapi hal ini. Kepada pihak Kapolres Depok mohon dengan sangat menindaklanjuti laporan ini, karena hal ini dapat membahayakan orang lain yang sedang melintasi jalan tersebut, membuat ketidaknyamanan, dan mengganggu ketertiban masyarakat sekitar. Dan terakhir, terkait dengan kenyamanan lingkungan yang dalam hal ini keberadaan sampah dan pemulung liar. Masih di jalan baru persis belakang Hotel Bumi Wiyata, saya melihat adanya bangunan semi permanen, bahkan ada juga yang permanen untuk dijadikan tempat tinggal bagi para pemulung liar. Ini mengakibatkan lingkungan menjadi kumuh dan seolah-olah terkesan adanya “permainan“ aparat yang memberikan ijin untuk mendirikan bangunan. Sewaktu kakak saya membangun rumah, ada saja Satpol PP yang menghampiri untuk menanyakan IMB-nya sementara pembangunan tempat tinggal pemulung tersebut saya yakin tidak ada IMB-nya, kalau kondisinya seperti ini kemana Satpol PP nya ya? Dan lebih parah lagi, di wilayah tersebut juga dijadikan tempat pembuangan sampah, entah sebagai tempat pembuangan sampah sementara atau tempat pembuangan sampah akhir karena volume sampah yang ada selalu bertambah setiap harinya bahkan bak penampungannya saja sampai tidak muat sehingga sampah selalu berserakan di sekitar jalan tersebut. Makin kumuh dan jorok saja wilayah tersebut. Menurut saya, hal ini sangat menyalahi tata ruang dan wilyah pembangunan suatu kota karena saya berpikir tempat didirikannya bedeng atau tempat pembuangan sampah tersebut dapat difungsikan sebagai lahan hijau, bukan sebaliknya menjadi tempat kumuh, bagaimana Kota Depok mau merebut adipura kalau kondisinya seperti ini? Kepada bapak Walikota, mohon ditindaklanjuti hal ini dengan melakukan penertiban dan pengelolaan sampah dengan baik, tertibkan juga aparat yang bermain dibelakang ini!! Akhir kata, semoga para aparatur pemerintah kota Depok memperhatikan saran dan kritik yang saya berikan. Semoga aparat pemerintah kota Depok masih memiliki hati nurani untuk memikirikan ketertiban dan kenyamanan masyarakatnya, tidak hanya sekedar memikirkan kepentingan politik. Terima kasih.

Faqieh Ibnu
Jl. H. Jahja Nuih No.10 RT 001/01
Depok