Standard Chartered Bank, Bukan Badan Hukum yang Jelas

Semua berawal dari keberatan saya atas teror telepon terhadap saya beserta keluarga. Teror telepon terjadi untuk penagihan hutang atas nama Dibyo Soedjarwadi yang bukan atas nama saya dan bukan saya pula yang ditunjuk sebagai referensi. Segala bentuk pengaduan saya tidak pernah digubris, bahkan ketika saya putuskan untuk datang ke SCB bertemu dengan TJ, mereka pun tidak merasa bersalah dan sama sekali tidak ada permintaan maaf.

Akhirnya kasus ini saya tulis di Surat Pembaca Detik.com Minggu 5 Juni 2011. Ada respon dari SCB yang hanya berusaha menyelesaikan masalah lewat telepon. Namun permintaan saya yang ringan yaitu menemui sang penelpon agar penelpon dapat meminta maaf secara langsung tidak dapat dipenuhi. Beralasan bahwa prosedur SCB yang tidak memperkenankan individu bertemu langsung amatlah tidak masuk akal.

Yang pasti SCB telah melindungi penjahat yang telah meneror saya. Semua yang dilakukan SCB hanya melalui telepon dan selalu menggunakan nama On Line. Kita masyarakat luas tidak pernah tahu siapa identitas pegawai SCB yang sesungguhnya. Lalu apakah benar anggapan saya bahwa SCB merupakan badan hukum yang tidak ada manusia di dalamnya? melainkan hanya robot virtual yang menggunakan identitas palsu?

Dengan ini saya himbau kepada masyarakat luas untuk berhati-hati dengan SCB. Jika ada masalah, pasti hanya akan ditanggapi melalui telepon. Tidak pernah akan ada pertemuan lansung dengan manusia sesungguhnya yang mewakili SCB. Dan yang pasti, SCB merupakan badan hukum yang amat sangat melindungi penjahat yang bekerja di dalamnya.

Saya sudah pasti akan melanjutkan kasus ini sesuai hukum yang berlaku. Untuk pihak SCB, segeralah mengirim sang penelpon dengan nama on line Janar Sidawuke kepada saya untuk meminta maaf sebelum kasus ini saya perpanjang dengan tuntutan yang lebih berat.

Ari Tristianto Wibowo
Perumahan Asabri Indah Blok M 6 No. 66, Jati Sari, Jati Asih
Bekasi