Tiga Kali Peristiwa Kemalingan Terjadi di Kota Wisata

Jakarta - Sekitar empat bulan yang lalu kami pindah dari Jatiasih ke Perumahan Kota Wisata Cibubur dengan harapan sistem keamanan dan kenyamanan yang baik. Namun, pada kenyataannya harapan kami jauh dari kenyataan yang telah kami alami.

Kejadian ini bermula dari musibah yang tidak bisa kami lupakan. Rumah kami kemasukan maling pada dini hari tanggal 24 November 2010. Kami baru sadar kalau kami kemalingan sekitar jam 04.30 subuh. Kami pun langsung menelepon ke Pos Security Cluster untuk melaporkan dan minta pertanggungjawabannya. Namun, telepon kami tidak ada jawaban sampai tetangga depan rumah kami mencoba membantu memanggil security langsung ke posnya.

Setelah hampir satu jam petugas keamanan tersebut tidak kunjung datang. Maka kami memaksa menjemput petugas tersebut di posnya. Tak lama kemudian datang Chief Security yang membantu melakukan pemeriksaan olah TKP (tempat kejadian perkara). Kepala keamanan tersebut memanggil polisi ke rumah kami dan kami pun pergi ke Polsek Cileungsi untuk melaporkan barang-barang yang hilang.

Sepulang dari polsek dengan memegang surat keterangan hilang kami pergi ke Kantor Management Estate dengan maksud menanyakan sejauh mana tanggung jawab Management Estate terhadap warganya yang mengalami kemalingan. Di kantor Management Estate kami bertemu dengan petugas Customer Service bernama Bapak Horison.

Dengan beliau kami berdebat panjang mengenai prosedur tertulis bagi warga Kota Wisata yang mengalami kemalingan. Namun, jawaban yang kami terima sungguh sangat mengecewakan. Bahwa Management Estate Kota Wisata tidak bertanggung jawab terhadap peristiwa kemalingan atau perampokan yang terjadi di rumah kami. Menurut Bapak H semua tanggung jawab atas kemalingan atau kerampokan itu adalah tanggung jawab dari pihak security dan warga.

Tak berselang berapa lama datanglah seorang petugas Customer Service yang lain menyela pembicaraan kami. Petugas tersebut bernama Bapak GS. Bapak GS menyatakan hal yang sama. Tetapi, Bapak GS seperti meremehkan kami dengan mengeluarkan statement, "apa saja yang hilang sih?"

Intonasi statemennya seolah-olah jika barang kami yang hilang itu jumlahnya sedikit ya sudahlah. Mungkin beliau baru akan menanggapi jika barang kami yang hilang jumlahnya ratusan juta.

Kami jelaskan sekali lagi di kantor tersebut. Kami tidak menuntut penggantian tapi kami hanya ingin keluhan kami didengar, ditampung, dan ditindaklanjuti sebagai perbaikan untuk ke depannya. Sangatlah wajar jika kami panik dan stres serta emosional.

Tetapi, rupanya mental dan perilaku Bapak GS tersebut malah menantang. Bukankah petugas Customer Service seharusnya menenangkan kami dengan mendengarkan warganya yang mengalami musibah. Bukan menunjuk-nunjuk warganya kemudian memanggil petugas security untuk mengamankan kami.

Kami ini warga Kota Wisata yang kemalingan bukan malingnya. Bapak GS menantang saya untuk menulis di suara pembaca ini. Sungguh disayangkan pelayanan yang buruk ini sampai terjadi. Padahal, security itu masih di bawah Management Estate di mana kami harus membayar iuran IPL setiap bulannya. Sementara itu kini semua tanggung jawab kemalingan dan perampokan yang terjadi sebagai beban warga.?

Peristiwa kemalingan dan perampokan ini telah terjadi untuk ketiga kalinya di cluster kami. Tapi, rupanya sampai sekarang belum ada langkah-langkah preventif seperti peningkatan sarana atau prasarana sistem keamanan agar peristiwa ini tidak terulang lagi. Tugas tersebut bukanlah kerja security semata tetapi masih tanggung jawab Management Estate juga.

Di mana tanggung jawab Management Estate Kota Wisata yang katanya, Perumahan Sejuta Impian". Terima kasih atas perhatiannya.

Mursalim
Montreal YA2/28 Kota Wisata Cibubur Bogor
*****@****.***
081389470795



(msh/msh)