Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Jakarta - Saya seorang yang giat mencari tahu soal kesinambungan lingkungan meski tidak terikat dalam suatu organisasi pecinta lingkungan. Mencermati perkembangan isu lingkungan belakangan ini, menggugah saya untuk ikut sekadar memberikan masukan.
Tentu semua sepakat ingin menyaksikan Indonesia yang hijau dan lestari. Namun, kelestarian lingkungan itu juga perlu diimbangi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Sampai di sini, saya kira tidak ada masalah.
Menjadi masalah ketika segelintir pihak seolah-olah menginginkan Indonesia yang hijau tetapi mengesampingkan pentingnya pembangunan kesejahteraan masyarakat. Menurut pemahaman saya, pemikiran seperti ini sangatlah keliru. Yang benar, keduanya harus seimbang.
Demikian juga disampaikan Presiden SBY dalam pidatonya saat membuka Konferensi Internasional Forests Indonesia: Alternative futures to meet demands for food, fibre, fuel, and REDD+, di Jakarta, Selasa (27/9/2011) lalu. Acara ini sendiri diselenggarakan lembaga CIFOR (Center for International Forestry Research).
Sayangnya, saya menilai pidato Presiden tersebut justru dimanfaatkan CIFOR untuk mengadu domba pemerintah dengan pelaku usaha. Saya menangkap ada skenario CIFOR untuk menyudutkan sektor industri terutama sawit dan kertas.
Ini bisa dilihat dari berita yang dimuat di blog milik CIFOR, tertanggal 27 September 2011. Berita berjudul "Indonesia's leader says he will dedicate final years of his presidency to protect rainforest", yang ditulis Daniel Cooney tersebut jelas sangat merugikan masyarakat Indonesia dan Presiden SBY.
Dalam pidatonya, Presiden SBY tidak pernah menuding industri sawit dan kertas sebagai penyebab utama kerusakan lingkungan. Namun, dalam berita di blog CIFOR, terdapat sejumlah kalimat tambahan yang seolah-olah kalimat tersebut diucapkan oleh Presiden.
Berikut ini contoh kalimat sisipan yang seolah-olah diucapkan Presiden SBY: "Indonesia is losing about 1.1 million hectares of its forests each year. Most of it is due to unsustainable logging that includes the conversion of forests to plantations for palm oil and the pulp and paper industry. It is also partly due to large-scale illegal logging, which is estimated to cost Indonesia about $4 billion annually."
Berikutnya, CIFOR lagi-lagi ingin mengadudomba pemerintah Indonesia dengan kalangan pengusaha, seperti tertulis di bawah ini:
"Globally, deforestation accounts for up to 20 percent of greenhouse gas emissions. In Indonesia, however that figure is up to 85 percent, Yudhoyono said. This makes the country one of the highest emitters in the world."
Kalimat yang dicetak miring di atas, sama sekali tidak diucapkan Presiden SBY dalam pidatonya. Untuk membuktikannya, pidato Presiden SBY tersebut bisa dicek di alamat http://www.youtube.com/watch?v=5wwD-nrdpBU.
Saya sangat heran, kenapa CIFOR berani merekayasa pidato Presiden Republik Indonesia? Pertanyaannya, apa kepentingan CIFOR sehingga berani mengubah isi pidato Presiden SBY?
Dede Nandi Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan *****@****.*** 0813 8637 6699
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.