Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Pelayanan 'Reformasi' Imigrasi Bandara Soekarno Hatta
774 dilihat
Jakarta - Slogan Reformasi Birokrasi banyak dijumpai di Kantor Imigrasi Bandara Soekarno Hatta Cengkareng Tangerang. Namun, kenyataannya tak sesuai dengan slogan tersebut. Saya mengalami sendiri ketika mengantar isteri membuat paspor.
Tanggal 6 Agustus 2010 saya dan isteri sudah sampai di Kantor Imigrasi jam 07.30 WIB. Karena jadual pelayanan dimulai jam 08.00 WIB maka kami (saya, isteri, dan pengunjung lain) menunggu di luar gedung sambil berdiri (karena memang tidak disediakan tempat duduk). Benar sekali bahwa jam 08.00 WIB pintu dibuka dan seketika itu pula semua pengunjung merangsek menuju loket Customer Service/ Pengambilan nomor urut pembayaran dan foto (tidak ada petugas yang mengatur antrian di luar gedung agar bisa tertib).
Ketidakberesan dimulai dari loket ini. Saya antri tidak lebih dari 15 orang dari urutan terdepan, namun aneh bin ajaib saya mendapatkan nomor urut 65 untuk foto/ wawancara (sengaja saya yang melakukan antri, karena isteri sedang melakukan pembayaran di loket 6). Entah mengapa hal itu terjadi, yang jelas petugas loket tersebut bisa memberikan berlembar-lembar nomor urut ke beberapa orang yang terlihat mondar-mandir dan terlihat akrab dengan petugas tersebut.
Ketidakberesan berlanjut di loket 7, yaitu ruang foto dan wawancara. Loket dibuka mulai jam 09.00 WIB dan nomor urut pertama yang dipanggil adalah nomor urut 6. Kemudian loncat ke nomor urut 10 dan entah berapa nomor lagi yang diloncati.
Saya kemudian menghampiri petugas Customer Service yang membagikan nomor urut tadi. Saya menanyakan mengapa saya bisa mendapat nomor urut 65, padahal saya ada di posisi antrian tidak lebih dari 15 orang. Si petugas hanya menjawab bahwa bisa saja nomor sebelum saya diambil oleh biro jasa, sehingga saya mendapatkan nomor urut besar.
Ketika saya dan dua orang ibu pengantri lain memprotes hal ini, si petugas seolah tidak bersalah. Bahkan, dia menyalahkan kami, mengapa kami tidak ambil cuti kerja seharian jika sudah tahu bahwa mengurus paspor itu bisa seharian penuh.
Ketidakberesan makin nyata terjadi ketika seorang pengunjung yang jelas mendapatkan nomor urut lebih besar dari pada saya tiba-tiba bisa mendapatkan nomor urut 16 dari seseorang yang sejak awal mondar-mandir di dalam ruangan serta terlihat akrab dengan petugas Customer Service tadi. Saya pun mengetahui ketika pengunjung tersebut keluar dari ruang wawancara memberikan uang kepada orang yang memberikan nomor urut 16 tadi.
Akhirnya saya kembali protes kepada petugas Customer Service tersebut. Karena ybs tidak mengenakan tanda pengenal layaknya pegawai di sebuah institusi resmi, maka saya menanyakan nama petugas tersebut. Namun, entah mengapa petugas tersebut tidak mau menyebutkan identitasnya bahkan menghampiri beberapa orang (yang mungkin berasal dari biro jasa) di pojokan ruangan.
Sambil saya perhatikan akhirnya petugas Customer Service tersebut menghampiri saya sekitar jam 10.30 WIB sambil memberikan nomor urut yang lebih kecil dari nomor antrian yang saya peroleh sebelumnya. Meskipun nomor urut yang diberikan kepada saya adalah nomor 55 namun tak lama kemudian isteri saya sudah langsung dipanggil untuk melakukan foto dan wawancara.
Namun, kekesalan tak terhenti di situ. Baru sebentar masuk ke ruangan foto, akhirnya beberapa pengunjung yang sudah ada di dalam ruangan foto diminta untuk menunggu di luar dengan alasan petugas akan break/ istirahat dan diminta kembali jam 13.30 WIB. Padahal jam baru menunjukkan angka 11.00 WIB.
Benarkah jam istirahat Kantor Imigrasi Bandara Soekarno Hatta untuk hari Jumat adalah dari jam 11.00 - 13.30 WIB? Setahu saya, semua kantor swasta/ pemerintahan pun memberikan toleransi khusus untuk hari Jumat. Bahwa jam istirahat ditambah sekitar 30 menit untuk memberikan waktu Shalat Jumat bagi pegawainya.
Selain hal itu, saya pun mengusulkan kepada pimpinan Kantor Imigrasi Bandara Soekarno Hatta agar sistem antrian nomor urut diubah menjadi satu orang satu nomor urut. Hanya orang yang sudah datanglah yang bisa mendapatkan nomor urut. Gunakan petugas keamanan/ satpam kantor, agar antrian berjalan tertib, baik yang di luar gedung atau pun di dalam gedung/ ruangan.
Terakhir, jika sudah jelas bahwa proses pengambilan paspor adalah 4 hari kerja setelah foto, mengapa petugas menyuruh isteri saya dan beberapa pengunjung lain untuk datang mengambil paspornya pada tanggal 11 Agustus 2010? Alhasil ketika datang pada tanggal dan jam yang telah ditentukan (sekitar jam 14.00 WIB), paspor pun belum jadi dan diminta untuk datang pada keesokan harinya.
Mohon kepada pimpinan Kantor Imigrasi Bandara Soekarno Hatta dan jajaran Ditjen Imigrasi memperhatikan hal ini. Siapa tahu kondisi serupa terjadi pula di Kantor Imigrasi yang lain.
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.