Bank Indonesia
Home > Pemerintah > Informasi > Uang Receh Sulit Diperoleh di Pasar

Uang Receh Sulit Diperoleh di Pasar


1287 dilihat

Saya adalah karyawati sebuah toko di Pasar Mayestik, Blok M, bersama para Pedagang kecil lainnya belakangan ini merasakan sulitnya mendapatkan atau menukarkan uang receh Rp 200 - Rp 5.000 untuk uang kembalian.

Apalagi saat ini memasuki puasa dan menjelang lebaran, biasanya jual-beli agak ramai dan membutuhkan uang receh yang cukup. Kondisi ini sebelumnya tidak pernah kami alami, karena masyarakat, baik pembeli maupun penjual di pasar mudah menukarkan uang receh baru Rp 50 sampai Rp 10.000 melalui penukaran dengan sarana mobil-mobil secara rutin dan diketahui oleh seluruh pedagang atau masyarakat di pasar.

Kami mengetahui dari penjelasan petugas di lapangan bahwa pelayanan penukaran uang receh selama ini dari Bank Indonesia (BI) melalui perusahaan yang mendapatkan izin khusus melayani masyarakat atau pedagang di pasar tanpa dikenakan biaya. Kini mobil-mobil itu sudah tidak lagi muncul di pasar. Menurut informasi petugas keamanan di area perparkiran bahwa mobil penukaran itu sudah lama tidak datang lagi.

Untuk menghindari komplain dari pembeli, sebisa mungkin para pedagang harus mencari uang receh dari sumber yang mudah dijangkau, misalnya; SPBU dan Jasa Perparkiran, meski jumlahnya sangat terbatas dan kondisi uang recehnya kurang bagus (kumal) untuk pecahan (Rp 1.000 dan Rp 5.000).

Kenyataan yang kami terima pembeli tetap saja marah dan keberatan karena menerima uang kembalian yang sudah kumal. Ada informasi dari sesama pedagang kalau ingin mendapatkan uang receh baru, bisa saja melalui sumber atau orang tertentu tapi dikenakan biaya jasa, besarannya sampai dengan 10%. Kalau menukarkan uang receh baru (Rp 1.000) sebesar Rp 100.000 (satu ikat) langsung dipotong sebesar Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah), total yang diterima Rp 90.000.

Biaya jasa sebesar itu sangat membebani dan menyakitkan pedagang kecil dibanding dengan keuntungan yang diperoleh. Sebagai warga yang berteman dengan para pedagang kecil di pasar Santa, Blok M (mungkin juga kondisi yang sama terjadi di pasar lainnya), menanyakan kepada Bank Indonesia, "Apakah BI sudah tidak lagi memberikan pelayanan masyarakat melalui sarana mobil-mobil atau mangkal di pasar-pasar?”

Menggugah Bank Indonesia lebih peduli pada nasib pedagang kecil atau rakyat kecil, terutama yang tidak punya akses langsung kepada Bank, untuk memperoleh uang receh dalam jumlah yang cukup, kondisinya baik dan terhindar dari ulah sekelompok masyarakat mendapatkan keuntungan secara cepat.

Saatnya Bank Indonesia (BI) tidak hanya mengurusi masalah yang besar-besar saja, toh terbukti tidak banyak memberi manfaat untuk pedagang kecil atau rakyat kecil. Di sampaikan banyak terima kasih untuk tanggapan dan kebijakannya.

Hartini
Jl. Tanah kusir RT/RW: 002/011, Kebayoran Lama
Jakarta Selatan




Source : kompas


Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial