Surat Pembaca Indonesia

Kecewa gunakan E-Boarding Pass Air Asia

Transportasi & Fasilitas Umum

Pada 04 Februari 2011 pada jam 15:00 waktu setempat, kami sekeluarga lima orang tiba di bandara CHEK LAP KOK – HKIA ( HongKong International Airport ) untuk melakukan penerbangan pulang dari Hongkong kembali ke Medan dengan menggunakan pesawat Air Asia QZ7431 jam 20.00 waktu setempat. Saya sebelumnya sudah melakukan print out e-boardingpass dari WEB CHECK-IN melalui websitenya AirAsia. Tetapi di HKIA SOUTH DEPARTURE-T1 oleh petugas security, e-boardingpass saya sekeluarga ditolak dengan alasan harus melakukan print ulang boardingpass di T2 kaunternya AirAsia. Untuk menghemat waktu, saya berlari ke T2 seorang diri. Setelah saya menemukan T2 yang jaraknya jauh dari T1, akan tetapi petugas AirAsia mengharuskan saya untuk membawa semua keluarga saya ke kaunternya. Padahal kalau ia ingin menjaga nama baik AirAsia, pasti memberikan service yang terbaik dengan mempermudah orang yang sudah mempercayai AirAsia. Saya kembali lagi ke T1 untuk menjemput keluarga ke T2. Akhirnya boardingpass saya sekeluarga di- print ulang juga dengan memakan waktu yang sangat lama. Lalu saya sekeluarga menuju ke gate 50 di T1 . Sesampai di boarding gate yang saya dapatkan kami ditinggal pesawat AirAsia QZ7431. Betapa kecewanya saya mengetahui hal tersebut. Saya sangat terpukul dengan kejadian ini. Dengan kejadian ini saya menderita kerugian moril dan materil. Seharusnya pihak AirAsia juga menyadari waktu berjalan terus dan bukankah sebelumnya data saya sekeluarga sudah ada di database mereka ? Terpaksa kami tinggal di kursi bandara malam itu, tanpa bisa tidur semalaman. Keesokan paginya jam 07:50 kami antri di kaunter Air Asia (dibuka jam 08:15). Saya minta tolong supaya dijadwal ulang penerbangan kami sambil menceritakan kejadiannya dan menunjukkan boarding pass kami pada petugasnya. Tetapi petugasnya mengatakan penerbangan yang ada hari ini ke Medan via Kuala Lumpur dan kami tetap harus membeli ulang tiket seharga tiket baru yang cukup mahal untuk semuanya tanpa mendapatkan kompensasi sedikitpun yaitu Hongkong-Kuala Lumpur sebesar HK$ 10.430,00 (ekuivalen Rp. 12.172.834,00) dan Kuala Lumpur-Medan sebesar HK$ 2.587,37 (ekuivalen Rp. 3.019.746,00) yang didebet melalui kartu kredit Permata Bank. Dengan sangat terpaksa saya membayar lagi biayanya. Mengapa dan apa fungsinya fitur WEB CHECK-IN ini kalau hanya menjadikan penumpang seperti saya sekeluarga ini terlantar di HKIA. Karena fitur WEB CHECK-IN menawarkan konsep ‘HINDARI DESAKAN DENGAN WEB CHECK-IN’ dan ‘TANPA ANTRIAN, MENGURANGI PERTENGKARAN’. Dan juga anjurannya : ’KARENA PENINGKATAN JUMLAH PENUMPANG PADA MUSIM LIBURAN YANG BERANGKAT MELALUI AIRPORT, KAMI MENGANJURKAN TAMU-TAMU KAMI UNTUK MENGAMBIL KEUNTUNGAN DARI SELF CHECK-IN KAMI SEBAGAI PILIHAN MENGHINDARI JEBAKAN ANTRIAN YANG PANJANG PADA KAUNTER CHECK-IN SELAMA WAKTU INI’ (terjemahan dari Bahasa Inggris). Dengan adanya kalimat seperti ini pada website Air Asia membuat saya tertarik melakukan WEB CHECK-IN dan saya sangat berharap bisa memperoleh keuntungan tersebut, tapi faktanya bukannya memperoleh keuntungan melainkan memperoleh kerugian dan menambah beban saya. Untuk menutupi kekurangan AirAsia, karyawan di airport seharusnya tidak memungut biaya tambahan lagi. Saya percaya AirAsia, sebagai perusahaan penerbangan yang bonafide, ada kebijaksanaan untuk mengganti kerugian yang ditimbulkan oleh anjurannya yang tidak tepat, bahwa website-nya yang berbunyi: lebih menguntungkan tanpa harus mengantri dsb. Tetapi sebaliknya bukan menguntungkan malah merugikan penumpangnya, sehingga saya menderita kerugian materil dan moril. Maka saya minta kebijaksanaan dari pihak AirAsia, minimal menggantikan biaya tiket ekstra saya pulang ke Medan via Kuala Lumpur pada tanggal 5 Februari 2011 tersebut. Terima kasih. GUNAWAN SJARIF JL. SIDODAME, KOMP. KRAKATAU MINIMALIS BLOK B NO. 7 MEDAN


1242 dilihat