Kecewa dengan Pelayanan Lion Air
10 January 2012
Transportasi & Fasilitas Umum
Pada 6 Januari 2012, saya mengalami empat kali pengalaman buruk dan layanan mengecewakan dari maskapai Lion air, dengan rute AMQ-UPG. Dapat saya ceritakan sebagai berikut: 1. Saya memiliki kelebihan bagasi 9 kilo. Awalnya petugas check in (seorang wanita) mempersilahkan saya membayar biaya tambahan dengan berkata, "Silahkan bayar di sebelah sana," sambil mengarahkan tangan kanannya ke kantor Lion Bandara Pattimura. Saya langsung menuju ke counter Lion air bagian dalam yang satu area dengan tempat check in, namun mendapati counter tersebut tertutupi tirai. Aaat dipanggil dengan santainya petugas counter Lion menjawab, "Ke bagian depan saja Pak." Padahal saya butuh layanan cepat dan berpikir tidak ada gunanya counter bagian belakang bila semua petugas lion sibuk di bagian depan. Sampai di sini saya manut saja. 2. Penerbangan Kami yang semula dijadwalkan pukul 15,30 diundur sampai kira-kira pukul 16.50. Kalau yang ini mungkin sudah biasa. Sampai di sini saya manut saja. 3. Sesaat setelah akan mendarat di Bandara Hassanudin Makassar, pramugari Lion Air memberi informasi dalam dua bahasa yang isinya kira-kira, 'dalam waktu beberapa saat kita akan mendarat di Bandara Hassanudin, waktu setempat menunjukan pukul,,17.... dan tak ada perbedaan waktu antara Ambon dan Makassar. Sampai di sini saya termenung, tampak sepele namun sangat fatal! Parahnya lagi di dalamnya ada penumpang berkewarganegaraan asing. Malu dong! Apakah pramugari ini tidak tahu perbedaan WITA dan WIB yang seyogyanya telah kita pelajari semasa di bangku SD? Saat mendarat sang pramugari akhirnya sadar kalau ada perbedaan waktu 1 jam antara ke-2 kota tersebut. Sampai di sini saya berpikir kemungkinan sang pramugari kelelahan, atau capek melihat penuhnya penumpang dalam pesawatnya, bukan kebodohannya. Oh ya, saya juga memberi sedikit catatan terhadap maskapai ini, yakni tak adanya air barang setetes pun atau setidaknya permen, bahkan untuk penumpang yang membayar dengan harga Rp1.350.000 untuk ekonomi kelas. Bandingkan saja dengan maskapai pesaingnya untuk rute ini macam Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air yang purna service! 4. Saat pengambilan bagasi, betapa terkejutnya saya menyaksikan koper saya rusak, karena sistem penyimpanan yang buruk atau penyusunan bagasi di pesawat yang parah! Saya langsung Komplain ke counter Lion Air bandara. Petugas yang saya dapati mengatakan, "Bapak harus mengambil semua barang bawaan Bapak, agar dapat kami perbaiki. Kemudian ini juga harus dilaporkan dan prosesnya memakan waktu. Saya antara marah dan jengkel akhirnya ketawa saja, dan menarik kesimpulan betapa buruknya pelayanan publik di bangsa ini. Semua yang menguntungkan dan mendatangkan banyak uang dianggap jauh lebih penting dari kepuasan pelanggan. Saya mencoba menarik benang merah awal perjalanan saya tadi. Menggeleng-geleng kepala sendiri dan hanya mendapat satu kata 'pantesan.' Semoga pelayanan publik kita makin membaik dan kepada pengguna jasa penerbangan dan wanti-wantilah diri Anda bila mulai menemukan kejanggalan seperti yang saya alami.
968 dilihat