Surat Pembaca Indonesia

Sisi Buruk Lain dari Lion Air

Transportasi & Fasilitas Umum

Pada hari minggu tanggal 19 juni 2011 saya mengantarkan istri dan anak saya yang baru berumur 3 tahun hendak pulang ke banjarmasin menggunakan (dua bangku) pesawat lion air jam 15.25 WIB ke Bandara Soekarno-Hatta. Kami berangkat dari rumah di daerah tangerang selatan ba’da dzuhur dan sampai d bandara sekitar pukul 14.30. sebelumnya sepanjang jalan menuju bandara, di mobil, anak saya buang air besar pada popok yang dipakainya.Sesampai di bandara istri saya langsung pergi menuju toilet untuk membersihkan kotoran, sementara saya memarkirkan mobil kami dan membawakan 3 buah koper bawaan mereka. Setelah itu sekitar pukul 14.55 istri saya masuk untuk chek-in dengan membawa koper-koper dan anak saya yang perangainya aktif,sementara saya, menunggu di luar.Namun beberapa menit kemudian, betapa terkejutnya saya karena istri saya masih menenteng seluruh bawaannya menemui saya di luar dan mengatakan bahwa tiket untuk keberangkatan 14.25 tersebut telah hangus dikarenakan telah melewati batas waktu chek-in yang 45 menit sebelum keberangkatan. Orang lion yang berwenang mengatakan bahwa solusinya adalah mengganti tiket seharga rp. 1.080.000 dengan yang lebih sore untuk membayar 90% dari harga pembelian .Tidak ada solusi rasional lain yang ditawarkan oleh pihak lion air. Selama ini, menafikan banyaknya komplain di media-media social mengenai sering delaynya maskapai ini, saya sangat mempercayai benar lion air untuk bepergian dikarenakan harganya, pesawat barunya dan storiesnya yang cukup baik Saya lalu mengkomunikasikan ini dengan pihak ticketing lion air yang di luar. Mereka mengatakan bahwa saya sebaiknya menanyakan hal ini ke dalam.Setelah di dalam sekitar pukul 15.10 saya masuk ke ruang (bertuliskan) duty menager yang tidak berpenghuni. Orang di luar ruangan tersebut mengatakan bahwa sang duty manager sedang keluar. Lalu saya melihat ada ruangan kantor berlambangkan lion air yang lain dan saya mempertanyakan mengenai hal ini disana.Disana saya mendapati ada seorang oknum yang mengaku sebagai orang paling berwenang mengenai hal itu, saat itu juga, yang mengaku sebagai sang duty manager. ia lalu menjawab klaim saya dengan tidak memuaskan dan menyarankan agar saya mengusahakan untuk langsung mencoba menuju tempat chek in yang terletak agak ke pojok.Saya lalu pergi ke tempat chek in dan orang chek in mengulur-ulur waktu hingga pukul 15.30 dan mengatakan kepada saya bahwa ia baru menelfon (entah siapa) dan memastikan bahwa pesawat telah take off sehingga anak dan istri saya benar-benar tidak berangkat. Saya merasa marah sekali saat itu Saya merasa dirampok oleh system yang mengakunya professional. sebagai PNS yang telah dinas di beberapa daerah di Indonesia yang mencoba jujur dan menghargai betul uang sekitar 1 juta rupiah tersebut,saya mencium betul bau busuk dari pola pikir para pegawai Lion air disana saat itu.Saya berani bertaruh kuping saya, kalau para staff di lion air saat itu dan para calo telah “memakan” uang tiket anak dan istri saya dan mungkin telah menjual bangku tersebut kepada orang lain dengan harga yang jauh lebih mahal, dengan rusdi kirana. febrian arham jl. s. parman no. 56 b banjarmasin banjarmasin


963 dilihat