Untuk Perhatian Pihak Manajemen Sriwijaya Air
01 September 2011
Transportasi & Fasilitas Umum
Keluhan mengenai buruknya pelayanan transportasi udara di Indonesia bukanlah hal baru, apalagi di suasana Idul Fitri, di mana seluruh maskapai penerbangan di Indonesia seperti “jual mahal” yang mana sikap tersebut dimanifestasikan ke dalam penjualan tiket dengan harga yang memang mahal, jauh melampaui harga normal.Saya pribadi bukan termasuk orang yang rewel jika menyangkut urusan transportasi udara, karena kebetulan saya juga bekerja di aviation industry, sehingga sedikit-banyak saya memahami kerumitan rangkaian pekerjaan yang terjadi untuk merealisasikan satu penerbangan. Tetapi jika sudah menyangkut ketepatan waktu, saya adalah penumpang yang sangat rewel.Saya baru sekali ini menggunakan jasa penerbangan Sriwijaya Air, dan kebetulan saya mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan dengan maskapai penerbangan itu. Nomor penerbangan SJ211 tujuan Solo-Jakarta pada tanggal 1 September 2011 dengan jadwal keberangkatan pukul 07.00 waktu setempat.Dalam tiket yang dikeluarkan oleh maskapai penerbangan tersebut dituliskan dengan jelas kalimat “Check-in minimum 1,5 jam sebelum waktu keberangkatan”, dan menurut petugas layanan pelanggan di nomor 08041777777 yaitu Saudari Dina. Arti dari kalimat tersebut adalah penumpang diharapkan melakukan proses check-in paling lambat 1,5 jam sebelum jadwal keberangkatan. Artinya jika penumpang check-in lewat dari ketentuan tersebut dapat dikatakan penumpang akan tertinggal proses check-in atau pendek katanya tidak dapat check-in lagi.Dengan penerbangan ETD 07.00, asumsinya penumpang harus sudah melakukan check-in paling lambat pada pukul 05.30. Saya paham bahwa peraturan tersebut telah terbengkokkan sedemikian rupa, sehingga yang terjadi adalah proses check-in dapat dilakukan mulai 1,5 jam sebelum jam keberangkatan, dalam kasus ini berarti proses check-in dapat dilakukan mulai pukul 05.30. Namun sebagai orang yang sedikit-banyak memiliki pemahaman di dunia penerbangan, saya berasumsi bahwa check-in counter sudah akan buka sebelum waktu tersebut.Kenyataannya, saya tiba di Bandara Adi Soemarmo pada pukul 05.15, dan check-in counter belum dibuka, dan bahkan aviation security bandara tersebut menyatakan bahwa petugasnya belum datang. Saya tetap menunggu di area check-in counter. Pukul 05.40 seorang petugas perempuan bernama Nur datang dan duduk di belakang meja check-in counter tersebut, dia masih menyisir dan mengikat rambutnya, padahal saya sudah berdiri di depan counter tersebut.Dan saat saya keluhkan mengenai keterlambatan tersebut, Saudari Nur hanya mengatakan “Maaf”, dengan bahkan tanpa melihat ke arah saya. Pukul 06.00 terdengar panggilan untuk penumpang penerbangan tersebut untuk masuk ke ruang tunggu. Dapat dimengerti karena pada boarding pass tertulis boarding time pukul 06.30. Para penumpang masuk ke ruang tunggu.Sampai pukul 06.30 belum terdapat panggilan untuk boarding, dan pada pukul 06.40 terlihat rombongan aircrew datang, masuk ke pesawat melalui ruang tunggu. Padahal setahu saya, menurut peraturan penerbangan sipil, aircrew sudah harus stand by dan melakukan pemeriksaan ulang di pesawat paling tidak 1 jam sebelum waktu boarding (atau 1,5 jam sebelum jadwal keberangkatan).Selanjutnya: 06.50 mulai boarding. 07.20 tutup pintu pesawat. 07.40 pushed back. Sebagai catatan, sejak para penumpang masuk ke kabin pesawat hingga saat pesawat mulai pushed back, suhu udara di dalam kabin tidak dikondisikan dingin, sehingga udara terasa panas, gerah dan pengap.Sementara itu, banyak penumpang anak-anak dan bayi, hasilnya tidak kurang dari 3 bayi menangis sepanjang waktu itu. Sepasang suami-istri dengan seorang bayi yang duduk di bangku 7A dan 7B komplain kepada salah satu awak kabin, dan hanya dijawab “Nanti di atas juga dingin kok, Pak” (kebetulan saya duduk di bangku 8C, sehingga bisa mendengar percakapan itu) Dan akhirnya pesawat mendarat di Jakarta pada pukul 08.25, meleset 20 menit dari yang dijadwalkan.Mungkin jadwal meleset 20 menit bukanlah hal yang besar jika dibandingkan dengan penerbangan dari maskapai lain yang delay hingga 7 jam yang pernah terjadi beberapa waktu lalu. Tetapi seharusnya Sriwijaya Air dapat lebih memperhatikan detail-detail yang dapat merugikan penumpang seperti yang telah saya ungkapkan di atas, agar lebih lebih sesuai dengan motto dari penerbangan itu “Your Flying Partner”, sebagai partner (mitra).Seharusnya Sriwijaya Air dapat lebih dipercaya, apalagi jika mengingat harga tiket yang menjulang sehubungan dengan momen Idul Fitri (menaikkan harga tiket pasti ada alasan operasionalnya, bukan sekedar aji mumpung, mumpung banyak orang butuh terbang untuk pulang kampung?) Demikian saya sampaikan, untuk menjadi perhatian pihak manajemen Sriwijaya Air. Terima kasih. Astrid Prahitaningtyas Jl. Karet Pedurenan No. 11 Karet Kuningan, Setiabudi Jakarta Selatan
5811 dilihat