Surat Pembaca Indonesia

Error System IT dan Tidak Ada Itikad Baik Air Asia

Transportasi & Fasilitas Umum

Jakarta - Masalah ini berawal ketika saya melakukan transaksi pembelian tiket dengan Air Asia. Sewaktu saya menerima tagihan dari kartu kredit BNI untuk bulan Desember tertagih kode booking OQWICQ seharga Rp 205,900, dan juga tertulis di situ Air Asia telah menagih jumlah tidak masuk akal sebesar Rp 40,790,000 untuk perjalanan ke Malaysia (aneh saya tidak pernah ke Malaysia). Dan menkreditnya kembali sebesar Rp 40,556,050 (aneh juga kenapa di ofset-nya tidak full).Menurut matematika sederhana ada selisih sebesar Rp 203,950 dan akibat tagihan sebesar 40 juta tersebut saya kena denda dari bank sebesar 75,000 karena overlimit. Padahal itu jelas bukan salah saya. Jadi pada tagihan bulan Desember ini ada overtagih sebesar Rp 203,950 dari Air Asia akibat error system IT-nya (bukti tagihan kartu kredit ada bila dibutuhkan).Segera saya menelepon Air Asia Call Centre untuk meminta penjelasan atas hal ini dan diterima oleh Ibu Marisa yang menjelaskan bahwa memang terdapat error pada system IT di bulan Desember. Hal tersebut akan dikoreksi pada bulan Januari. Jadi saya terpaksa membayar tagihan kredit tersebut karena menurut Ibu Marisa biasanya prosesnya akan lama (dijanjikan sebulan). Dan Ibu Marisa meminta nomor telepon saya dan berkata bahwa nanti ada Pak Bambi dari orang finance Air Asia yang akan menelepon saya. Tetapi, kenyataannya tidak ada yang menelepon. Pada tagihan Januari? saya lebih kaget menerima tagihan kartu kredit karena tagihan atas kode booking D5WJDP sebesar 462,900 baru muncul (seharusnya bulan Desember), tagihan XQ8KCR seharga Rp 407,900 ditagihkan lebih besar ke saya menjadi sebesar Rp 409,939 (yang juga harusnya bulan Desember). Padahal seharusnya kedua tagihan tersebut di offset dengan kelebihan tagih sebesar 203,950 pada tagihan bulan Desember akibar error system.Kali ini sewaktu saya menelepon yang menerima adalah Pak Bagus yang kembali meminta faks tagihan kartu kredit bulan Desember dan Januari untuk ditanyakan kepada team leader-nya. Dan kembali meminta nomor telepon saya dengan mengatakan nanti ada orang finance yang menelepon (di mana tidak ada yang menelepon), dan kembali bilang bahwa ini akan dikoreksi pada bulan Februari. Hal yang sama terjadi di bulan Februari ternyata Air Asia tidak mengkoreksi, dan sewaktu saya menelepon ke sana dan kembali menanyakan ke Air Asia tentang kasus ini, Pak Bagus kembali meminta saya memfaksimili tagihan kartu kredit bulan Desember 2007 dan Januari 2008, karena yang lama hilang,Waktu itu saya minta bicara ke team leader-nya Bapak Andre untuk meminta kepastian mengenai kasus ini. Pak Andre dengan arogannya (atau karena penakutnya) tidak mau menerima telepon saya. Pada tagihan Maret ini tidak ada uang yang dikembalikan melalui kartu kredit saya, dan Pak andre sebagai team leader terakhir saya coba hubungi pada tanggal 22 April 2008. Tetapi, dengan kembali dengan penakutnya tidak mau berbicara dengan saya. Dia hanya mewakilkan anak buahnya yaitu Ibu Yuli yang diminta berbicara. Dan satu lagi, Pak Bagus yang memegang kasus ini pun susah sekali dicari melalui telepon. Dan kenapa harus saya yang selalu menelepon mereka tidak ada itikad baik untuk menghubungi saya.Terakhir saya berbicara tanggal 8 Mei 2008 yang menerima adalah Ibu Debby Krisandi yang kembali meminta saya memfaksimili tagihan saya karena berbagai macam alasan. Alias hilang lagi. Kalau itu yang memang terjadi. Saya heran kenapa tidak ada satu staff Air Asia pun yang menghubungi saya untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya. Selalu saya yang harus menghubungi dan kadang di-hold sampai 30 menit lebih karena tidak ada yang bisa menjelaskan. Terutama Bapak andri yang sangat penakut dan tidak bertanggung jawab yang tidak pernah mau menerima telepon saya. Padahal jelas-jelas ini semua penyebabnya adalah Air Asia. Saya harus membuang waktu dan tenaga untuk mengurus urusan. Bila dilihat dari ini masalahnya sudah jelas bahwa trigger masalah ini adalah error system IT Air Asia tidak bisa dipercaya dan membuat saya repot. Ditambah Air Asia tidak ada itikad baik untuk mengembalikan uang saya akibat error system tersebut.Sudah banyak waktu dan tenaga yang terbuang percuma untuk kasus yang tidak pasti ini yang terjadi karena error system IT di Air Asia dan tidak profesionalnya bagian finance dan Call Centre Air Asia. Dan tidak ada penghargaan atau kompensasi sama sekali dari Air Asia atas waktu dan pikiran yang saya terpaksa buang untuk meminta pengembalian uang saya tersebut. Bayangkan saja bila ada 1.000 orang bernasib sama seperti saya. Sudah berapa uang yang dikeruk Air Asia kalau diinvestasikan di pasar uang atau saham selama 6 bulan. Waktu 6 bulan untuk menyelesaikan masalah sepele sudah sangat tidak masuk akal. Bila masalah sepele ini saja harus membutuhkan waktu di atas 4 bulan saya tidak terbayang bagaimana Air Asia bisa mengurus pesawat atau semuanya dengan baik. Ke depannya saya tidak mau lagi menggunakan jasa Air Asia.AlfianJl Litrik V No 9 Jakarta Pusat 10420bluerock95@gmail.com08567157000(msh/msh)


636 dilihat