Mentalitas Pengguna dan Pelayanan KRL Jabodetabek
17 November 2011
Transportasi & Fasilitas Umum
Membaca Kilas Metro di harian Kompas (16/11), mengenai akan dihapuskannya tiket langganan KRL ekonomi karena maraknya pemalsuan mengingatkan 2 hal yaitu buruknya mentalitas warga negara Indonesia terutama pengguna jasa KRL dan mundurnya pelayanan KAI.Warga negeri ini sepertinya sudah tidak bisa menghargai layanan publik. PT KAI sendiri sudah mensubsidi untuk harga tiket KRL Ekonomi dari harga tiket KRL Commuter Line. Tapi kembali pada sifat dasar untuk tidak patuh para pengguna KRL membuat pelayanan umum ini sangat sulit untuk menjadi baik.Saya yakin sebagian besar dari mereka itu mampu untuk membeli tiket, kenapa mereka bisa merokok 2-3 batang dalam kereta tetapi tidak mampu membeli tiket? Pemalsuan tiket ditemukan juga pada pengguna KRL Commuter Line, jadi tidak saja para warga yang kurang mampu yang melakukannya. Suatu bentuk mentalitas yang sangat buruk.Semakin buruk lagi dengan mudahnya membuang sampah sembarangan di peron dan di dalam kereta. Tiket berlangganan sebenarnya adalah cara lebih modern dan menarik dalam pelayanan PT KAI, mudah dan praktis. Jadi kalau ditiadakan adalah kemunduran pelayanan.Penegakan hukum kepada pelanggar harusnya jadi solusi. Inovasi dalam pembuatan kartu juga harus dilakukan supaya tidak mudah ditiru. Buruknya layanan kereta api, mulai dari alasan klasik gangguan sinyal, pembatalan keberangkatan, dan ketidaktepatan waktu bisa menjadi pemicu untuk melakukan hal-hal negatif tersebut.Andai pelayanan kereta api memuaskan tentu warga akan senang hati membayar sesuai dengan jasa yang telah diberikan oleh PT KAI. Wahyu Handoko Gg H Murtadho 265 Paseban Senen Jakarta
1050 dilihat