Surat Pembaca Indonesia

Kereta Api Pakuan Ternyata Kelas Ekonomi

Transportasi & Fasilitas Umum

Jakarta - Senin, 3 November 2008 pukul 06.50 saya menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) Pakuan dari Bojong menuju Jakarta. Seperti biasa kereta telat. Baru berangkat dari Stasiun Bojonggede pukul 07.10. Penumpang penuh karena kereta terlambat dan saya berdiri. Tapi, tidak masalah. Biasanya juga begitu.Masalah timbul ketika kereta dihentikan dan pintu dibuka di Citayam, Depok Lama, dan Depok Baru. Bisa dibayangkan kereta yang sudah penuh ditambah penumpang yang tidak jelas pengguna ekonomi atau Pakuan. Alasannya kerusakan sinyal yang notabene kesalahan dari pihak PT Kereta Api (PT KA) sehingga keretanya menjadi kereta BLB (info dari ruang masinis). Saya dan sebagian besar penumpang KA Pakuan pada waktu itu sebagai pengguna kereta yang membayar tiket 11.000 sama sekali tidak mendapatkan kenyamanan. Bahkan tidak ubahnya kambing yang ditumpuk-tumpuk saking sesaknya. PT KA untung besar penumpang buntung. Sungguh tindakan yang buruk dari manajemen kereta yang dengan sengaja menjadikan penumpang sebagai korban. Padahal kerusakan sinyal mestinya menjadi tanggung jawab PT KA. Kita yang membayar mahal untuk tiket pakuan harus berdesakan di kereta, AC panas, terlambat ke kantor, jengkel, sampai bernafas saja sulit. Dengan pengalaman ini saya jadi berpikir lain kali kalau ada kejadian yang sama saya tidak usah beli tiket. Atau paling tidak beli tiket ekonomi saja untuk naik KA Ekspres Pakuan. Lumayan irit. Hitung-hitung menggantikan kekecewaan pada peristiwa 3/11/2008. Toh, penumpang ekonomi sama dengan penumpang ekspress AC. Sama fasilitas dan pelayanannya. Yohanes HeriyantoPerum Bojong Depok Baru I Blok GT 07Bojonggede Cibinongheriyanto_ind@yahoo.com62818197471(msh/msh)


658 dilihat