KRL AC Ekonomi Lebih Parah daripada KRL Ekonomi
29 September 2009
Transportasi & Fasilitas Umum
Saya pengguna KRL Depok Kota. Pada tanggal 29 September pukul 14.55, saya naik KRL AC Ekonomi dari stasiun kota Jakarta menuju Depok.. Saat saya naik penumpang sudah lumayan penuh sehingga saya berdiri. Satu demi persatu KRL berhenti disetiap stasiun, diikuti dengan semakin banyaknya penumpang yang naik. Sehingga sampai stasiun Manggarai di dalam gerbong sudah penuh sesak dengan penumpang. Semakin penuh sesaknya penumpang yang berada didalam gerbong diikuti dengan semakin panasnya suasana di dalam gerbong.Hal ini dikarenakan AC di gerbong tidak dingin sama sekali, sampai sampai kipas angin yang berputar pun tidak berasa. Akhirnya semua penumpang mengucurkan keringatnya. Bayangkan KRL AC Ekonomi yang penuh sesak, AC tidak dingin, kaca dan pintu tertutup rapat. Jangankan bergerak. Bernafas pun sulit karena tidak adanya sirkulasi udara dan terasa sangat panas, pengap dan gerah sekali.Saya perhatikan semua penumpang akhirnya mengucurkan keringat yang sangat banyak, sehingga penumpang berinisiatif untuk membuka paksa jendela yang ada. Lantas apa manfaatnya AC yang ada jika penumpang pun harus membuka jendela agar bisa bernafas? Ternyata naik KRL AC Ekonomi lebih banyak mengucurkan keringat dibandingkan naik KRL Ekonomi. Padahal harganya berbeda jauh bisa tiga kali lipatnya. Tapi harga tersebut tidak diikuti dengan AC yang dingin.Bagaimana PJKA mau mengganti semua KRL Ekonomi menjadi KRL AC Ekonomi yang ternyata kondisinya lebih parah? Akankah hal ini akan terus berlanjut sehingga perlu memakan korban didalam gerbong yang membuat kita sulit untuk bernafas. yosrizal ananta erwinsyah jl nakula 2 no 55 depok depok
1112 dilihat