Teganya Kafe Dedaunan
23 August 2007
Perhotelan & Kenyamanan
Jakarta - Hari Jumat, 17 Agustus 2007 saya dan keluarga berangkat menuju kota Bogor dengan tujuan wisata alam dan kuliner. Sekitar jam 11.30 kami berjalan dari arah parkiran daerah Pasar Bogor dan masuk ke area Kebun Raya untuk berjalan-jalan dan mengakhiri dengan makan siang di Kafe Dedaunan. Setelah berjalan 1,5 km, kami tiba di Kafe Dedaunan. Kami sangat-sangat kecewa ketika seorang staf kafe menolak kami makan siang di sana dengan alasan bahwa kafe tersebut telah di-booking oleh satu perusahaan besar dan meminta kami kembali saja jam 5 sore. Tidak ada pengumuman yang menyatakan kafe tersebut ditutup sementara. Perlu diketahui bahwa keadaan kafe tersebut pada saat itu belum dipenuhi tamu. Didorong rasa lapar dan letih, apalagi anak kami yang masih berumur 1,5 tahun sangat membutuhkan tempat layak untuk makan siang, kami memutuskan untuk berbicara dengan manajer kafe (Sdr Amir?). Berkali-kali kami (yang notabene bukan peminta-minta, melainkan kustamer yang mau membayar pesanan) menyampaikan alasan dengan cukup memelas untuk mengizinkan kami makan di sana walaupun dengan menu dan tempat terbatas sekalipun. Sang manager tetap menolak tanpa rasa empati. Saya merasa manajemen Kafe Dedaunan perlu belajar bagaimana melayani dengan hati. Jika saja staf Kafe Dedaunan tidak semena-mena dan bisa menunjukkan pelayanan tulus penuh empati, saya rasa Kafe Dedaunan akan berkembang daripada sekedar menjual makanan dan tempat yang mendompleng ketenaran Kebun Raya Bogor. Amalia Jl Cigra B 58 Pos Pengumben Komp Mabad Jakarta 11540 liahutomo@yahoo.com 08129168547 (msh/msh)
464 dilihat