Marketing Nakal, Manajemen tidak Bertanggung Jawab
24 February 2012
Perdagangan
Saya ingin berbagi pengalaman tentang fasilitas KTA Standard Chartered Bank(SCB)yang sedang saya alami. Saya pikir ini penting buat para pembaca dan siapa saja yang sedang dan akan memanfaatkan KTA dari SCB. Pada awal bulan Oktober 2011 saya dihubungi by phone oleh pihak SCB yang menawarkan pinjaman sebesar Rp. 100,000,000,- (seratus juta rupiah) dengan suku bunga 1,5%/bulan, tanpa biaya provisi. Saya menyetujui tawaran tersebut, dan pihak SCB mengatakan bahwa pinjaman segera diproses. Tgl 20 Oktober 2011; saya mendapat sms dari Standard Chartered: Selamat!KTA Standard Chartered Anda (1466879) telah disetujui, Rp 40,000,000 sblm biaya.Dana akan ditransfer dlm 2 hari kerja. Info 68000 dr HP. Setelah membaca sms ini, saya langsung menghubungi marketing (Bapak Apandi), menanyakan: mengapa nilainya Rp. 40,000,000, tidak Rp.100,000,000? Beliau menjawab: pihak Standard Chartered hanya menyetujui Rp.40,000,000. Lalu saya tanyakan: “Bagaimana dengan suku bunga-nya?” Beliau jawab: Suku Bunganya tetap 1,5% pak. Tidak ada perubahan. (Saya kecewa, karena pinjaman yang disetujui hanya 40% dari yang ditawarkan. Tapi tetap saya terima setelah mendapat penjelasan dari marketing bahwa pencairan dana dipengaruhi oleh hasil survery dari Bank Indonesia, dan suku bunga yang dikenakan tetap, 1,50%).Tgl 21 Oktober 2011; saya mendapat sms dari dari Standard Chartered: Nasabah Yth, kami informasikan bahwa dana KTA Standard Chartered (1466879) telah ditransfer ke rekening Anda. Info Hub 68000. Tgl 27 Oktober 2011;saya menerima surat dari SCB, yang berisi segala rincian yang berhubungan dengan pinjaman KTA saya, termasuk besarnya cicilan per bulan, sebesar Rp.2,382,724,- selama 24 bulan. Itu artinya, pinjaman saya dikenai bunga 1,79%, bukan 1,50% sesuai informasi dari marketing (Bapak Apandi). Saya terkejut, dan langsung mempertanyakan hal ini kepada marketing, dengan menelepon langsung, tapi telepon tidak pernah diangkat. Sms tidak pernah dijawab. Akhirnya saya menelepon Customer Service SCB, dan saya diminta membuat surat pernyataan tertulis, dan di-fax, dan sudah saya lakukan pada tanggal 01 Nopember 2011.Tgl 02 Nopember 2011; (aneh, setelah beberapa hari tidak bisa dihubungi, dan setelah saya mengajukan Surat Pernyataan sesuai permintaan customer service), tiba-tiba marketing menelepon saya, minta supaya saya membatalkan pinjaman yang sudah disetujui. Saya menanyakan, kenapa, tapi marketing tidak menjawab, malah menon-aktifkan ponsel-nya (tidak bisa dihubungi kembali). Sore harinya, saya menerima sms dari marketing sebagai berikut: “Selamat sore Pak Tjen, mhn maaf br ksh kbr. Seminggu kemarin saya dirawat di RS kena gejala tifus. Untuk kenapa kemarin knp disetujui saya dapat kabar dari manajer sya, Rp 40 juta krn DSR nya gak cukup Pak Tjen.Tgl 02 Nopember 2011, tidak lama setelah sms di atas, marketing sms lagi: “Pak Tjen, mhn bantuannya ya, Apandi gajinya disuspend. Dari awal kan memang Afandi, menyarankan 100jt pinjmnnya dngn bunga 1,5%. Karena kalau dibwh 100jt bunganya tinggi. Pak Tjen mhn hubungi ke SCB ya. Setelah terima sms ini, saya langsung telepon pak Apandi/Afandi, menanyakan: Gimana sih, waktu itu pak Afandi menginformasikan bahwa bunganya tetap, 1,5%. Kenapa sekarang pak Afandi bilang bunganya tinggi, dan menyuruh saya membatalkan? Afandi menjawab: “Sudah pak, telepon SCB aja untuk membatalin.” Saya jawab: Sekarang urusannya sudah diproses, dan saya sudah membuat surat pernyataan ke SCB. Saya hanya menunggu proses dari SCB. Tgl 03 Nopember 2011, pagi: Pak Apandi menelepon saya, menanyakan apakah saya sudah menghubungi SCB untuk membatalkan? Saya jawab, saya sudah serahkan urusan ini ke SCB dengan membuat surat pernyataan. Seandainya saya batalkan, pasti saya dikenai biaya penalty dan biaya transfer balik. Pak Afandi menjawab: “Semua biaya akan saya ganti, dan saya transfer ke rekening pak Atjen, asalkan pak Atjen mau membatalkan.Setelah ini, pak Apandi terus-menerus menelepon dan mendesak saya untuk membatalkan pinjaman. Hari-hari selanjutnya, mulai tgl 4 sampai tgl 11 Nopember, Bapak Afandi terus-menerus menelepon dan mendesak saya untuk membatalkan pinjaman, sampai sangat mengganggu pekerjaan dan privacy saya. Sementara pengaduan saya diproses, saya diminta menbayar cicilan pertama sesuai suku bunga 1,79%, yang katanya, kelebihannya akan dikembalikan setelah proses selesai, dan ini saya lakukan. Saya tunggu sampai hampir jatuh tempo cicilan ke-2, tidak ada informasi apapun dari SCB.Saya tlp dan tanyakan bagian pengaduan, dan saya disuruh menunggu dan membayar cicilan ke-2, sama seperti cicilan pertama. Tp saya jawab, saya akan bayar dgn bunga 1,5% dikurangi kelebihan pada cicilan pertama: 0,29%. Tampaknya memang, tidak ada niat baik manajemen SCB utk menyelesaikan masalah ini. SCB menelepon lagi, tp sudah beda orang, menanyakan kekurangan cicilan saya. Capek saya. Setiap kali berhubungan dgn SCB, tidak pernah dgn orang yang sama.Setiap kali tlp, saya harus bercerita dari awal kronologisnya. Apakah ini bagian dari strategi SCB, memanfaatkan emosi nasabah utk kepentingan sepihak, yg akhirnya: daripada capek ngurusi, biar aja bayar lebih!!! Begitu kah? Akhir bulan Januari, saya ditlp lagi. Katanya masalah ini sudah sampai ke Top Manajemen, dan saya diminta mengirim surat pengaduan ke-2, menceritakan tiap detil dialog dan sms dari si-Marketing. Untung masih saya simpan di HP saya. Ini sudah saya lakukan, namun tdk ada tanggapan dari SCB. Bahkan saya mendapat sms satu arah yang menyatakan bahwa saya masih kurang bayar sekian ratus ribu rupiah.Sungguh kecewa dengan SCB. Marketingnya nakal, menempuh berbagi cara untuk mengejar omzet. Pihak Manajemen tidak bertanggung jawab, dan tidak menyelesaikan masalah. Malah terkesan melindungi marketingnya yang nakal. Berhati-hatilah berurusan dengan Standard Chartered Bank. Suatu pengalaman yang sangat pahit buat saya, jangan sampai orang lain mengalaminya. Untuk para pengguna KTA SCB, setelah mendapat sms approval, mohon diperhatikan dan dihitung ulang besarnya suku bunga yang dikenakan. Bisa jadi tidak sesuai dengan kesepakatan awal dengan marketing.Salam. Liong Tjen Fa Jl. Melati 12 No. 16 Lembah Hijau Lippo Cikarang - Bekasi
6659 dilihat