Surat Pembaca Indonesia

Surat Terbuka Untuk Maya Amelia Pemilik Jagat Dieng Tour

Lain-Lain

 Salam Hangat Kaskuser sekalian. Izinkan ane menuangkan sebuah cerita yang di alami oleh ane dan temen - temen ane.   Note: Mohon maaf untuk Admin bila memang ane salah kamar mohon arahannya, mohon izin juga untuk membimbing ane bagaimana cara menyampaikan tulisan ini. Kejadian ini ane alamin sama temen temen ane, tapi ane ga jago untuk menuliskannya maka dari itu ane ambil cerita ini dari blog temen ane dan ane pun sudah minta izin ke Doi untuk memasukan berita ini ke Kaskus, setidaknya biarlah persoalan kami tidak direspon oleh yang berwenang secara serius, tapi alangkah baiknya jika melalui tulisan ini bisa menjadi pengingat dan menjadi perhatian bila Agan agan dimari yang mau berwisata. Spoiler for Ceritanya:  Saya suka jalan-jalan. Suka sekali. Apalagi jika jalan-jalan menjelajah keindahan alam bisa dibarengi dengan mempelajari budaya adat Indonesia yang indah. Sebut saja seperti Jember Fashion Carnaval dan Dieng Culture Festival, 2 event tahunan yang sangat saya idam-idamkan sedari kuliah dulu. Namun saya harus bersabar, untuk pergi ke sana tidak murah. Alhamdulillah, di 2018 ini saya bisa punya uang lebih, punya waktu, punya sehat, dan punya teman perjalanan untuk berangkat ke Dieng Culture Festival. “Ah, tahun ini cukup 1 festival budaya dulu yang saya datangi. Ke Dieng dulu aja, tahun depan baru ke Jember sekaligus jelajah Jawa Timur,” pikir saya, April 2018 lalu. Saya dan Iis Marya, teman seperjalanan saya, mencari bagaimana cara ke Dieng Culture Festival 2018. Kami ingin merasakan jalan-jalan yang nyaman tanpa ribet, makanya mencari paket open trip. Jika di search tentang Dieng Culture Festival 2018, banyak sekali jasa tur yang menyediakan paket keberangkatan dari Jakarta. Iis lah yang gencar mencari jasa tur terbaik dengan harga paling kompetitif. Ya, pada Jagat Dieng Tour lah pilihan kami jatuh. Kala itu, Jagat Dieng Tour menawarkan diskon s.d Rp200 ribu jika bookingsebelum pertengahan Mei. Jeli melihat peluang untuk lebih hemat, saya dan Iis bergegas melakukan pembayaran dp. Tak hanya berdua, saya pun turut serta mengajak kakak dan adik saya untuk ikut rombongan trip Jagat Dieng Tour.   Tibalah di bulan Juli 2018. Pembayaran harus dilunaskan sejak awal bulan. Kami semua pun tanpa pikir panjang langsung melunasi pembayaran ke Rek. BRI 1263-01-002303-50-5 a.n Maya Ameliakarena jasa tur ini sangat meyakinkan hingga rajin membuatkan kwitansi pembayaran. Bayang-bayang bersenda gurau dengan saudara sekaligus teman baik saya, selalu melintasi hari-hari saya. Cuaca dingin Diengbelakangan ini pun tak menjadi kendala. Kami semua sudah mempersiapkan segala perlengkapan untuk tetap hangat meskipun suhu di Dieng mencapai minus 3 derajat. Malam hari di 29 Juli, ketika saya dan kakak saya mulai packing, kakak saya memberitahu jika chat nya sedari pagi yang menanyakan soal meeting point di Purwokerto, tak kunjung terkirim ke Jagat Dieng Tour. “Kan dia emang suka slow respon. Lagipula ini weekend, wajar chat nggak dibales,” ucap saya ke kakak, bermaksud menenangkan walau mulai panik. Pagi hari di 30 Juli, kakak saya kembali mengungkit perihal chat yang tak dibalas Jagat Dieng Tour. Ia mendesak agar saya dan iis turut serta menghubungi Maya Amelia di nomor Whats App 082113730776. Baik saya maupun Iis, menemui kendala yang sama. Nomor Whats App tersebut tidak dapat dihubungi. Di cari ke berbagai media sosial, Jagat Dieng Tour ini tidak aktif. Akhirnya saya nekat mengunggah keluh kesah saya di grup Backpacker’s Indonesia yang ada di Facebook pada 31 Juli 2018 kemarin.   Dalam hitungan menit, banyak sekali notif yang masuk. Ini jelas di luar dugaan saya. Tanpa perlu menunggu lama, saya sadar jika saya, Iis, kakak, dan adik saya benar-benar kena tipu. Ya, Jagat Dieng Tour dan Maya Amelia tidak pernah terdaftar di pariwisata Dieng. Bahkan mungkin tidak pernah ada di dunia ini. “Alamat jasa tur tersebut main comot alamat saya,” ujar salah satu penghuni grup fb tersebut. “Saya panitia DCF dan tidak pernah ada bookingan tiket atas nama Jagat Dieng Tour dan Maya Amelia,” kata yang lain. “Tidak ada orang bernama Maya Amelia di Dieng,” sambung yang lain. “Nomor rekening tersebut bukan nomor rekening bank cabang Dieng. Fix kena tipu mba,” timpal yang lain. Nangis? Jangan ditanya. Sedih? Sudah jelas. Kecewa? Bukan main. Ini bukan kali pertama saya ikut open trip, tapi ini kali pertama saya kena tipu mentah-mentah. Curahan hati saya di grup Facebook tersebut pun menjadi viral. Hingga kini, ada sekitar 80 orang yang tertipu dengan total kerugian kami tembus Rp100 juta rupiah. Dan jumlah tersebut ternyata masih terus bertambah. Segala hal telah kami, para korban, lakukan. Mulai dari melacak Maya Amelia dari nomor rekening bank nya, nomor KTP nya, hingga nomor NPWP nya. Identitas Maya Amelia pun kurang dari sehari berhasil kami dapatkan. Sayangnya, Maya Amelia telah mengosongkan rekening BRI nya di tanggal 29 Juli 2018 jam 9 pagi. Saya gemas, saya geram, Maya Amelia yang kelahiran 15 Juli 1994 ini ingin sekali saya temui. Hari ini, 1 Agustus 2018, saya dan Hasnah Hamzah, sesama korban, nekat blusukan ke Pasar Minggu untuk mencari Maya Amelia. Menurut data yang kami himpun, Maya adalah warga Jalan Ragunan No. 24, RT004 RW001, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kurang lebih 1 jam memutari kawasan Kelurahan Pasar Minggu, saya dan Hasnah harus kecewa lantaran alamat rumah tersebut tidak ada dan warga tetua setempat pun tak ada yang mengenal Maya Amelia beserta keluarganya. Jika dilihat dari nama jalan dan nomor, hasilnya adalah sebuah toko elektronik. Jika dilihat dari RT dan RW nya, sudah sekitar 10 tahunan RT004 tergusur pasar dan melebur menjadi satu dengan RT007 RW001. Teruntuk kamu, Maya Amelia, anak pertama dari 2 bersaudara yang berasal dari keluarga penerima PBI BPJS, yang bekerja di Sudirman atau salah satu hotel di Pasar Minggu, yang di tanggal 5 Juli 2018 melakukan transaksi di BRI Unit Dlingo, Bantul, Yogyakarta, saya salut sekali dengan kecerdikanmu. Sayang, kecerdikanmu tak digunakan sebagaimana mestinya. Teruntuk kamu, Maya Amelia, harus berapa orang yang kamu kelabui supaya kamu jera? Harus berapa identitas palsu yang kamu buat agar kamu puas? Harus berapa IP address mancanegara yang kamu ciptakan agar website-mu bertengger di halaman 1 Google? Apapun jawabanmu, semoga kamu senang dan hidupmu barokah. Saya menulis sepanjang ini, karena saya telah pasrah, namun saya tidak mau lebih banyak lagi korban yang berjatuhan. Maya Amelia, kamu penipu. UPDATE TERBARU Teman-teman di Bandung yang telah datang ke meeting point yang dijanjikan, tepatnya di Pasteur, telah melapor ke polisi diwakili oleh Mas Mahesa. Sayangnya, laporan tersebut kurang ditindaklanjuti karena yang melapor hanya sedikit meskipun mengatasnamakan beberapa orang sekaligus. Teman di Jakarta, diwakili oleh Mba Tyas dan Mba Dewi, telah melapor ke Polda Metro Jaya di Hari Jum'at, 3 Agustus 2018. Apa reaksi polisi? Menurut cerita Mba Tyas, polisi kurang responsif bahkan melontarkan kalimat, "Kenapa baru lapor sekarang? Harusnya waktu duit belom ditarik semua,". Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, kan kita korban pak, baru tau ditipu H-4 keberangkatan. Bahkan ada yang baru tau kena tipu pas hari H di meeting point. Kok begini amat ya, para polisi di negeri ini😢    Spoiler for sumber: http://traveloniaw.blogspot.com/2018/08/surat-terbuka-untuk-maya-amelia-pemilik.html   


676 dilihat