Bukopin Mencetak Kartu Tambahan Ugal-ugalan
11 February 2015
Lain-Lain
Saya pengguna kartu kredit Bukopin yang sangat dipermalukan oleh Bukopin. Mereka mencetak kartu tambahan tak tanggung-tanggung, 3 kartu sekaligus dengan memperoleh data secara menipu dan tampa persetujuan saya. Yang sangat mempermalukan saya adalah cara mereka menerbitkan kartu kredit tambahan untuk kakak ipar saya. Kakak ipar saya tidak memerlukan kartu kredit tambahan karena dia sendiri telah menggunakan kartu kreditnya sendiri dari bank yang lebih bonafid dengan limit yang berkali kali dari kartu kredit yang saya gunakan. Rasa malu saya menjadi-jadi karena surat dialamatkan kepada kakak ipar saya dan tentu saja diterima olehnya. Saya tidak tahu apa yang ada dalam benaknya ketika dia menerima kartu kredit cupu itu, yang pasti, saya merasa seperti tak punya muka untuk bertemu dengannya. Mencoba untuk menghubungi Bukopin melalui 14005, tak sekalipun telepon saya tersambung. Saya hanya dijawab oleh mesin menanyakan pertanyaan berulang ulang dan pada ujungnya telepon diputus. Hari beruktnya saya mencoba lagi menghubungi nomor itu dengan pilihan untuk mengaktivasi kartu kredit, dan anehnya tersambung? Ketika saya sampaikan keluhan saya, kembali saya harus menunggu sangat lama (betul-betul menghabiskan pulsa) dan akhirnya diterima oleh CS menyarankan saya menutup kedua kartu kredit yang datang tak diundang itu. Aneh sekali, kartu tersebut belum pernah saya aktipkan dan CS itu menyarankan saya untuk menutupnya. Saya sampaikan kepadanya keluhan saya bukan sekedar menutup kartu aneh itu, keluhan saya adalah rasa malu yang saya alami karena kecerobohan mereka menerbitkan kartu-kartu itu. Anehnya, CS hanya membatasi untuk menutup kedua kartu tersebut tampa menerima keluhan saya. Berkali kali saya tegaskan, tentang keluhan saya dan CS hanya menyarankan saya untuk menutup kartu tersebut. Saya menjadi emosi dan telepon saya tutup sebelum pembicaraan kami selesai. Saya sangat bingung, kenapa saya harus menutup kartu kredit yang tidak pernah saya aktipkan? 5 Februari, Saya datang ke Bukopin S Parman. Melalui salah satu CS disana, Irna Mardhiani, saya sampaikan keluhan saya. Irna, meminta saya untuk mengirim surat/ email tentang keluhan saya. Meski sekali lagi saya direpotkan, saya mengirim email tentang keluhan saya dihari berikutnya, 6 Januari 2015 dan sampai hari ini, tak ada respon apapun dari Bukopin. Saya benar-benar berhadapan dengan tembok. Sekarang saya sedang memproses penutupan semua kartu kredit Bukopin saya, yang aktip dan yang belum pernah diaktipkan sekalipun. Saya ingin sekali menghilangkan kenangan pernah berhubungan dengan tembok kuning itu, sayang sekali, kantor utamanya tak jauh dari kantor saya.
807 dilihat