Tayangan TV Bikin Bosan, Khawatir, Malu dan Sedih
10 April 2012
Informasi
Yang ada dibenak saya ketika melihat tayangan tv saaat ini hanyalah bosan, khawatir, malu dan sedih. Bosan, karena hampir semua tayangan di tv membuat jenuh akan tayangan yang itu-itu saja. Ambil contoh misalnya sinetron, tayangan seri yang eksistensinya dipengaruhi oleh pemasang iklan bukan karena tayangan ini semata-mata bagus tetapi karena berada di wilayah prime time.Sangat ironis memang ketika tayangan ini dibuat berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus episode tapi lama-kelamaan kehilangan pasar karena ceritanya yang ngalor-ngidul dan simpang siur. Khawatir, sebagian tayangan ada yang tidak mempertimbangkan dampak psikologis bagi penontonnya.Ambil contohnya saja tayangan komedi yang punya takeline “disana gunung disini gunung, ditengah-tengahnya pulau jawa. la dalangnya bingung, wayangnya juga bingung yang penting bisa ketawa”, apa yang bisa kita tangkap dari kalimat tersebut, hanya tertawa yang jadi dominasi tayangan ini, lebih ironis lagi ketika self sensor tidak dipergunakan dengan maksimal, karena dilihat dari banyak dan beragamnya usia pada jumlah penonton yang menyukai tayangan ini. Apa hanya ini yang terbaik yang bisa disuguhkan kepada masyarakat Indonesia.Malu dan sedih ketika melihat tayangan yang mempertontonkan beberapa hal yang lazimnya dianggap membangkitkan birahi, khususnya pengeksloitasian kaum perempuan, di jam-jam yang masih bisa dijangkau kalangan anak-anak dibawah umur. Kenapa semua hal yang dilarang dalam aturan dan pasal-pasal dilanggar dan tidak ada pembenahan atau perbaikan dalam tayangan.Yang mau saya tanyakan kepada para pembuat tayangan tersebut adalah, apa kalian tidah punya pedoman peraturan P3 SPS sehingga bisa dengan mudahnya muncul tayangan yang bertolak belakang dengan apa yang tercantum dalam pasal-pasal. Diah Romdaniah jl. salakan no 222, Yogyakarta Yogyakarta
687 dilihat