Surat Pembaca Indonesia

Teror Telepon dari Kolektor HSBC yang Tidak Bermoral

Finansial

Dua orang kolektor yang mengaku bernama Kristin dan Lutfi, mulai menelepon kami sejak Selasa 13 Desember 2016, untuk menagih kredit HSBC nomor kartu 4096-7501-4225-XXXX. Pada malam hari sekitar pukul 19:45 WIB, yang bernama Kristin menelepon terlebih dahulu untuk menanyakan perihal tagihan. Karena sedang berada di luar, maka saya minta untuk dihubungi beberapa saat lagi.Kemudian melalui messenger whatsapp, kolektor yang bernama Kristin ini mengatakan akan menghubungi lagi pada keesokan harinya. Keesokan harinya, Rabu 14 desember 2016 sekitar pukul 08:57 WIB, yang bernama Kristin sudah mulai menelepon dan menanyakan kembali tagihannya. Setelah disampaikan bahwa kita akan setor dulu siang ini 2 juta terlebih dahulu, emosi kolektor ini seperti memuncak dan meluap-luap."Peraturan mana yang menyuruh untuk mebayar 2 juta terlebih dahulu, jangan membuat peraturan sendiri dong", bentak kolektor tersebut. Merasa tidak ada solusi maka telepon pun ditutup. Pada siang hari, pembayaran sebesar 2 juta seperti yang saya katakan, sudah dibayarkan ke HSBC di nomor kartu tersebut. Nah, di hari ini kedua kolektor tidak bermoral dan tidak beretika ini sudah mulai menelepon berkali-kali ke HP saya, HP orang tua saya dan telepon rumah saya yang berada di luar kota.Padahal sebelumnya kita sudah melakukan pendekatan yang baik melalui messenger whatsapp dan beritikad baik untuk menyelesaikan semua tagihan yang ada dengan meminta toleransi waktu. Tetapi apa yang telah disampaikan dan yang dilakukan kedua kolektor ini berbeda. Telepon berkali-kali yang boleh saya katakan lebih seperti teror telepon dilakukan ke nomor HP saya, nomor HP orang tua saya dan telepon rumah saya yang berada di luarkota.Dalam messenger whatsapp dan pembicaraan dengan saya sudah sepakat agar dapat langsung menghubungi saya, dan tetap saya angka. Lagipula dapat juga menghubungi saya melalui whatsapp, tetapi ini bolak-balik menelepon ke HP orang tua saya dan telepon rumah saya yang di luarkota. Terlebih yang bernama Lutfi. Dia juga menghubungi pada sore hari itu sekitar pukul 17:56 WIB, langsung menuduh dengan kata-kata "pembohong" dan sebagainya.Kamis, 15 Desember 2016 sekitar pukul 11:30 WIB kembali menelepon. Setelah saya jelaskan akan saya selesaikan, kolektor yang ngakunya bernama Lutfi menelepon lagi ke HP orang tua saya dan rumah saya yang di luar kota. Padahal sudah saya jelaskan berkali-kali dari semalam agar dapat menghubungi saya saja.Mungkin saja kolektor Lutfi ini ingin menunjukan sikap arogansi dan premanisme yang sudah biasa dilakukan kepada nasabah HSBC yang lain dalam hal penagihan. Yah kemungkinan ya.  Saat menelepon kedua orang ini apakah sadar sedang mewakili HSBC? Atau hanya telepon seenak perut dan makan gaji buta saja, yang penting arogan, tidak pakai etika, tidak usah pakai moral, semua pasti beres?Tidak usah pakai mata baca data sudah bayar atau belum, tidak usah pakai sopan santun, yang dipakai hanya sifat buruk dan mulut yang ***** untuk bentak-bentak, menuduh, memaki-maki. Semoga tindakan yang memalukan dari kedua orang ini yang ngakunya Kristin dan Lutfi, tidak mencerminkan HSBC pada umumnya dan khususnya pada bagian debt collection-nya. Semoga kedepannya HSBC dapat lebih menyeleksi SDM dengan kualitas baik dari segi etika dan moral, untuk meminimalisir kejadian-kejadian seperti ini.Berpendidikan tinggi itu baik, tetapi kalau tidak ada etika dan tidak ada moral, sama saja nol besar (kalau berpendidikan loh, kalau tidak ya saya maklum saja tindakan kedua orang ini). Bersama ini saya juga mohon kepada pihak HSBC untuk menindaklanjuti kejadian ini, dan perilaku buruk kedua orang ini.


1318 dilihat