Surat Pembaca Indonesia

Field Collector Mega Visa

Finansial

Saya adalah mantan pengguna kartu kredit Bank Mega yang sudah saya tutup pada tahun 2012 dengan kewajiban yang nihil. Pada tanggal 4 Februari 2015, sekitar jam 16.00, saya mendapatkan SMS dari saudara Alvs, yang mengaku bekerja di PT TB, field collector Bank Mega. (Nama PT dan pengirim SMS sengaja saya singkat) Dalam SMSnya ia menyanyakan keberadaan Ibu Selvy Nurbianty, berkaitan dengan tagihan kartu kredit MegaVisa. Ia meminta saya bekerja sama agar Ibu Selvy membayarkan tagihan. Bila tidak, saudara Alvs akan menagihkan tagihan Ibu Selvy kepada saya. Sebagai latar belakang, Ibu Selvy yang saya kenal adalah Selvy Sebastian, bukan Selvy Nurnbianty. Ia adalah pengontrak pada alamat saya. Meski kami berbagi alamat, Ibu Selvy tinggal di bangunan yang terpisah dan berbeda pintu masuk. Perjanjian Kontrak Ibu Selvy dilakukan dengan orang tua saya. Saya sendiri tidak pernah bertemu secara fisik dengan Ibu Selvy. Kontrak dengan Ibu Selvy selesai pada tahun 2013 dan saya tidak mengetahui alamat Ibu Selvy yang terbaru. Kejadian collector Megavisa mengontak saya mengingatkan hal yang serupa pada tahun 2011-2012. Saat itu Ibu Selvy memang masih mengontrak, dan sekali lagi pada bangunan dan pintu masuk yang terpisah. Collector Megavisa secara sopan meminta saya untuk bekerjasama. Saya tanyakan kepada collector megavisa bagaimana ia bisa menemukan nomor kontak saya? Sang collector memberitahukan bahwa berdasarkan data yang ada di Bank Mega, saya memiliki alamat yang sama dengan Ibu Selvy dan berasumsi memiliki hubungan sehingga yang bersangkutan sehingga mengontak saya. Meski merasa PRIVASI saya dilanggar, saya berniat baik untuk membantu Bank Mega. Semua pesan dari collector saya sampaikan kepada Ibu Selvy melalui SMS dan pembantunya. Sejak saat itu saya tidak mendapatkan telepon dari Bank Mega kecuali sales call. Dengan demikian, saya asumsikan permasalahan antara dengan Bank Mega dan Ibu Selvy sudah selesai. Kembali pada kejadian SMS 4 Februari 2015. Karena saya diminta membayar tagihan atas nama Ibu Selvy ini, saya segera mengechek ke CS Mega melalui telepohone. Kembali dikonfirmasi bahwa data saya clear. Setelah saya menceritakan SMS dari field collector agen Mega visa, PT TB, Customer Service menyarankan saya untuk mengontak bagian penagihan kartu kredit bank mega di 021 29533922 untuk menjelaskan hal ini. Setelah berhasil saya kontak dan saya jelaskan, saya diminta untuk mengabaikan SMS tersebut serta menjelaskan mekanisme penagihan kartu kredit di Bank Mega termasuk kredit macet. SMS Saudara Alvs saya respond secara baik-baik dengan menerangkan bahwa saya tidak mempunyai catatan tunggakan di Bank Mega, dan sudah dikonfirmasi dengan pihak CS dan bagian penagihan kredit. Saya juga dengan baik-baik mempersilahkan mengkontak langsung nomor Ibu Selvy yang saya punya. Respond dari saudara Alvs sungguh mengejutkan karena tidak sopan dan bernada ancaman. Ia mengakui saya tidak mempunyai kewajiban dengan Bank Mega, namun dia akan tetap menagihkan tunggakan Ibu Selvy kepada saya. Ini adalah hal yang sangat tidak menyenangkan dan aneh. Kenapa orang lain yang menunggak, namun field collector agen dari Bank Mega menagihkannya kepada saya? Hari kamis tanggal 5 Februari 2015, saya ditelepon dari beberapa nomor yang tidak saya kenal pada jam 10 pagi dan jam 4 sore. No tersebut saya acuhkan. Tanggal 6 Februari 2015, jam 3.13, saya dihubungi no 021 29494296. Karena saya sedang menunggu telepon dari rekan bisnis saya terima panggilan tersebut. Ternyata yang menghubungi saya adalah seseorang yang mengaku sebagai anak buah Sdr Alvs. Dengan nada mengintimidasi, ia menanyakan apakah saya mengenal Ibu Selvy Nurbianty. Karena yang saya kenal (meski tidak pernah bertemu muka), adalah Selvy Sebastian, maka saya jawab tidak dan saya akhiri pembicaraan. Tampaknya beberapa kali sesorang dari PT TB (asumsi) berusaha mengontak saya. Karena saya tidak nyaman, saya acuhkan no telp tersebut. Kejadian terkahir adalah Sabtu Pagi pukul 8.40, tgl 7 Februari 2015. Seseorang yang tidak mau menyebutkan identitasnya menelepon ke rumah orang tua dan meneror ibu saya dengan kata-kata kasar dan perbendaharaan kebun binatang. Ia memberitahu bahwa ia akan terus mengejar saya dan orang tua saya untuk membayar tagihan Ibu Selvy. Ibu yang sedang mengalami penyakit jantung terpaksa menjawab teror tersebut. Ini sungguh aneh, darimana sang debt collector tahu no telp rumah orang tua saya? Saya mengajukan pengaduan melalu MegaCall 60010 pada tanggal 7 Februari 2015 dan tercatat pada antara pukul 9.40 -9.50 waktu bank Mega. Kepada operator CS yang menerima pengaduan saya, saya informasikan bahwa bila hingga tanggal 9 Februari 2015 saya dan keluarga masih menerima teror via telp, saya akan eskalasi hal ini ke surat pembaca. Operator CS menginformasikan bahwa akan dibuatkan laporan dan diteruskan pada bagian penagihan. Hari ini, 9 Februari 2015, saya masih menerima teror tersebut. Sesuai dengan pembicaraan saya dengan operator CS Bank Mega sebelumnya, saya eskalasi hal ini dalam surat pembaca kompas Kejadian-kejadian ini sungguh tidak menyenangkan. Karena berkaitan dengan nama MegaVisa dan BankMega, maka saya ingin bertanya beberapa hal: 1. Apakah PT TB benar field collection agent dari Bank Mega? 2. Bila benar, maka sungguh aneh cara kerja agent ini. Kenapa saya diancam harus membayar tunggakan orang lain? Apakah Bank Mega tidak melatih field collector agentnya berdasarkan surat edaran BI bernomor 14/17/DASP, terutama point 8? 3. Bila tidak benar, maka saya sangat menyarankan Bank Mega menginvestigasi hal ini dan menempuh jalan hukum untuk menindak oknum-oknum ini karena sudah mencemarkan Nama Bank Mega dan berpotensi menutup kesempatan Bank Mega mendapatkan nasabah baru. Demikian surat pengaduan saya. Mohon direply melalui email. Saya masih merasa tidak nyaman menerima nomor-nomor yang saya tidak kenal. Saya juga sudah mengisi formulir pengaduan di alamat website bank mega pada tanggal 5 Februari 2015 dan mengirimkan surat pengaduan serupa pada tanggal 6 Februari 2015 pada corsec@bankmega.com. Hingga saat ini, tidak mendapatkan tanggapan. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih PS: Kepada Ibu Selvy Nurbianty atau Ibu Selvy Sebastian, mohon kerjasamanya untuk segera mempertanggungjawabkan permasalahan Anda kepada Bank Mega. Saya juga meminta Anda untuk mengganti alamat referensi surat menyurat yang terdata di Bank Mega atau Bank lainya. Ma'af tidak menggunakan inisial dalam menyebutkan nama Anda, karena permasalahan Anda sudah melibatkan orang tua saya. Permintaan saya hanya satu : stop teror kepada saya dan keluarga, karena bukan kami yang mempunyai kewajiban pada PT TB atau MegaVisa atau Bank Mega.


4452 dilihat