Surat Pembaca Indonesia

Tersinggung dan Kecewa Layanan BNI KCU Kramat

Finansial

Saya butuh rekening koran untuk Mandiri dan BNI. Saya ajukan di Mandiri, 2 kali, baik waktu di Bandung maupun di Jakarta. Dua-duanya dikabulkan dan saya berhasil memperoleh rekening koran tersebut. Walaupun saya tidak ada buku tabungan. Verifikasi cukup dg KTP, kartu ATM dan nama ibu kandung. Namun yg saya alami di BNI khususnya di KCU Kramat Raya Jakarta sangat mengecewakan.Saya dihadapi oleh Customer Service (CS) bernama Hafiedz Baedlowi. Saya katakan saya tidak punya buku tabungannya, apakah bisa dengan KTP dan kartu ATM dan nama ibu seperti di Mandiri. Dia bilang tidak bisa. Saya katakan apakah tidak cukup dengan verifikasi lain, seperti nama ibu kandung? Dia tetap tidak mau.Saya, sebagai nasabah, sudah memohon-mohon untuk dikabulkan karena saya sangat butuh, namun dia, entah karena ego atau curiga dg penampilan saya, menolak dengan dilapisi senyam-senyum hasil training CSnya. Saya tidak butuh senyum dari CS seperti itu, saya butuh rekening koran. Dia bersikukuh dengan aturan-aturan yg sangat menyulitkan. Alasannya selalu diulang-ulang: "Buku tabungan utk verifikasi". Banyak cara untuk verifikasi, kata saya. Dia tak mau mendengar. Setelah kecewa dengan KCU Kramat saya coba ke BNI Gambir, dan saya jelaskan keadaan saya. CSnya berkata "Tidak apa-apa, apa bapak punya KTP atau kartu tabungan?".Sungguh jawaban yg sangat ramah dan menenangkan. CS nya juga ramah murni dan tidak dibuat-buat. Saya membawa kedua dokumennya (KTP dan ATM), setelah bayar Rp.2000 saya pun mendapat rekening koran tersebut. Sederhana dan mudah. Harusnya CS itu (ataupun Bank) harus memikirkan keadaan nasabah. Jika SEMUA verifikasi data bisa saya buktikan kecuali buku tabungan, mengapa dia tidak bisa percaya dan berlindung dibalik aturan? Bank lain (Mandiri) bisa. BNI cabang lain bisa! Mengapa KCU Kramat begitu sombongnya lain sendiri? Saya tidak tahu CSnya yg ga cukup ilmu atau peraturan BNI yang sok ketat. Verifikasi bisa dilakukan dengan banyak cara. Mengapa mempersulit nasabah?Saya sangat respect dan hormat terhadap Bank Mandiri dan KCP BNI lain yang memberikan pelayanan yg menyenangkan (Gambir). Sungguh respek. Saya punya rekening BNI sudah dari jaman mahasiswa dan baru kali ini diperlakukan seperti ini. Terima kasih KCU Kramat atas pelayanan yang sangat parah. Dengan sikap pekerja KCU yg hanya melihat dari satu sisi: aturan, aturan, dan aturan. Mungkin pekerja KCU Kramat akan lebih cocok menjadi aparat Polisi saja karena pandangan seperti itu akan sangat dibutuhkan di kepolisian, bukan untuk melayani nasabah. Sekedar perbandingan, teman kantor saya akan pergi ke Bali beberapa minggu yang lalu. Dompet dan semua KTPnya hilang di bandara saat akan berangkat, buku tabungan tak dibawa.Dia pergi ke cabang Mandiri terdekat. Dengan verifikasi identitas (passpor), dan data-data pribadi serta konfirmasi oleh Mandiri bandara tersebut dengan cabang pembuatan rekening teman saya pertama kali (yaitu Bandung). Akhirnya dia diberikan kartu ATM pengganti hari itu juga. Itu baru namanya Customer Focus. Saya tidak tahu nasibnya jika dia nasabah BNI dan cabangnya seperti KCU Kramat.Untuk BNI KCU Kramat, saya tidak minta customer diperlakukan sebagai raja. Saya tidak perlu diperlakukan begitu, namun setidaknya ketika saya, nasabah Anda, mengalami kesulitan dengan Anda: bantulah kami. Be There! Ga perlu senyam senyum, bantu saja sudah cukup. Saya tidak mengharapkan lebih. Yg ingin saya sampaikan adalah: bagi BNI / personil / CS BNI agar lebih memikirkan kesulitan nasabahnya.Apakah memang serumit itu utk verifikasi (walaupun hanya rekening koran)? Kalau iya, tolong review lagi. Banyak cara utk verifikasi. Kartu kredit aja cuma pakai telpon. Sekarang jaman digital dan modern. Mengapa, setelah semua data bisa saya verify, justru buku tabungan yang butut itu jadi penghambat? Kalau begitu tarik saja semua kartu ATM BNI, mari kita ambil uang di langsung cabang BNI saja dan kita berdayakan buku tabungan BNI. Selalu ada suatu jalan dari setiap masalah, tinggal kita mau melihatnya atau tidak. Jangan melulu memikirkan sekuriti namun nasabah mati karenanya (maaf hiperbola).Demikian saya sampaikan, terima kasih. PS: untuk redaksi Kompas, maaf jika ada bahasa yang kurang tepat, silakan diedit jika kurang berkenan. Terima kasih banyak.


3037 dilihat