Tagihan iPay Card RBS - ABN Amro Tidak Dapat Dipercaya
04 March 2009
Finansial
Mungkin kejadian yang sama terjadi pada pemegang kartu sejenis lainnya. Tahun 2008, Saya ditawari oleh ABN Amro kartu iPay card yang menurut saya cara cicilannya cukup menarik. Saya mulai menggunakan kartu bernomor 5102-xxxx-xxxx-8788 nya pada bulan Maret 2008 dan melihat posting tagihan dan cicilan dihitung dengan benar. Hingga bulan Mei, semuanya berjalan baik saja. Memasuki tagihan bulan Juni, saya mulai melihat adanya keanehan dalam billing statement.Saya melihat merchant yang sama (sebuah hotel di Singapore) ditulis dua kali tetapi dengan nilai yang berbeda. Padahal, transaksi di merchant dimaksud hanya sekali saja. Saya kemudian mencoba menghubungi customer service representative dan dikatakan bahwa akan dikoreksi. Bulan Juli, saya mendapatkan tagihan yang terlihat sudah normal, tetapi saya melihat ada tagihan yang di bulan sebelumnya tidak ada timbul di bulan Juli.Saya kembali hubungi customer service representative dan dikatakan akan dikoreksi lagi. Tagihan bulan Agustus datang dengan keadaan transaksi yang sempat timbul di Juli tidak tercantum lagi. Puncaknya bulan Oktober, dimana transaksi satu merchant tertulis dua kali dan tertukar-tukar nilainya. Saya jadi berpendapat bahwa ada keganjilan dalam sistem billing iPay card yang tidak dapat dipercaya. Saya putuskan mengirim fax ke 75914050 tertanggal 23 Oktober ditujukan kepada Saudara Benny yang menangani pengaduan saya saat itu. Pada fax tersebut saya meminta klarifikasi pihak ABN Amro mengenai billing yang berantakan dan tidak dapat dipercaya.Saya katakan juga bahwa saya sementara akan menunda atau menghentikan sementara pembayaran untuk menghindari over-paid hingga ada penjelasan dari pihak ABN Amro mengenai permasalahan ini. Tanggal 28 Oktober, kembali saya kirim fax yang sama setelah mengetahui dari Saudari Indah bahwa fax tidak ada atau belum diterima. Tidak lama kemudian saya menelpon kembali customer service representative untuk menanyakan apakah fax sudah diterima dan dikatakan sudah diterima dan akan ditindaklanjuti. Sesudahnya tidak ada tindak lanjut dari pihak ABN Amro kecuali telepon dari bagian collection yang memaki - maki saya untuk bayar dan tidak mau mengerti permasalahan yang ada.Menurut dia, masalah billing diselesaikan dengan customer service representative. Saya katakan semua yang telah saya lakukan tapi tidak ada tindak lanjutnya. Semua sia - sia karena mereka sepertinya memang bermental preman yang dipekerjakan oleh ABN untuk masalah ini. Awal bulan November, permohonan KPR saya ditolak oleh Bank lain karena ada sangkutan kartu kredit di data BI. Saya hubungi kembali customer service representative ABN dan komplain untuk segera menyelesaikan masalah tagihan saya sehingga saya tidak masuk dalam black list.Dua hari kemudian saya telpon kembali customer service representative untuk menindaklanjuti dan terkejut bahwa yang tertulis di sistem call center mereka selama ini hanya pengaduan bahwa saya mau ambil kredit dari Bank lain tidak bisa. Kemana fax dan komplain saya yang lain. Saya mulai kehilangan kesabaran. Hingga pada hari suatu Minggu pagi di akhir bulan November, saya ditelpon oleh debt collector bernama Jony bahwa saya telah menunggak dua bulan. Terus terang saya terkejut dengan hal tersebut dan tidak menerima pelimpahan masalah ini kepada debt collector.Setelah beragumentasi akhirnya dia bersedia menemui saya di kantor dan saya tunjukkan dan terangkan semua ke dia permasalahannya. Dia mau mengerti dan meminta saya menghubungi bagian collection. Ketika saya berbicara ke collection (penagihan) malah saya yang dimaki maki seperti sebelumnya. Lucunya, orang tersebut yang tidak mau menyebutkan namanya sambil tertawa-tawa melayani dengan tidak sopan dan membentak-bentak. Akhirnya, Saya diminta oleh Jony untuk langsung datang ke customer service representative ABN di Pondok Indah. Saya sempat berkonsultasi dengan sahabat yang berprofesi pengacara perihal ini tetapi dia meminta saya untuk tetap bayarkan outstanding sambil terus coba menyelesaikan secara langsung dulu.Akhirnya di tengah bulan Desember 2008, dengan mengambil cuti saya datangi tempat itu. Anehnya tiga hari kemudian, saya telepon mereka untuk menindaklanjuti kembali, saya menjadi terkejut dengan pertanyaan mereka, "Bapak datang tanggal berapa, ketemu dengan siapa?". Saya jadi berpikir apakah sistem mereka tidak bisa men-traking history komplain pelanggan? Akhir bulan February lalu, bagian penagihan RBS (mengaku bernama Linda) menelpon saya menanyakan apakah saya terima billing tagihan saya karena menurut data mereka saya sempat komplain tidak menerima billing bulan Februari.Nah, disini saya ambil kesimpulan lain bahwa mereka hanya men-traking masalah-masalah satu arah saja yang berhubungan dengan keuntungan mereka. Walau demikian saya tetap sabar dan mencoba menerangkan masalah sebenarnya. Saya senang ternyata dengan sabar selama hampir satu jam dia mau melayani dan mengerti komplain saya dengan satu per satu melihat kedalam transaksi yang ada. Dia sendiri tidak mengerti kenapa bisa seperti itu billing statementnya dan dia mengakui sepertinya ada masalah dalam sistem billing mereka. Saya katakan bahwa kesalahan tersebut sangat substantial yang dapat menjadi alasan orang tidak mengakui transaksi transaksi yang ada. Tetapi, dua hari kemudian bagian penagihan yang sama (mengaku sebagai Saudara Aga) menelpon saya mengenai tagihan saya.Kembali dengan nada membentak dan bergaya preman dia meminta pembayaran yang tertunggak (per fax bulan Oktober itu). Dari sini saya benar-benar yakin bahwa sistem call center, billing, dan penagihan ABN yang kemudian diwariskan kepada RBS benar-benar tidak dapat dipercaya dan sifatnya sudah sistemik. Sejak bulan Oktober saya akhirnya menggunting semua kartu dari ABN atau RBS dan kapok untuk berhubungan dengan semua jenis layanan mereka. Mungkin ada baiknya para pemakai kartu iPay card atau sejenis dari ABN atau RBS untuk berhati-hati dan teliti dengan billing statement yang Anda terima. Rizqi Stu Jatiwaringin Asri 3. Jl. Securai EH-5. Pd. Gede. Bekasi
955 dilihat